Tuesday 22 January 2013



            Teknik Delphi adalah metode yang banyak digunakan dan diterima untuk mengumpulkan data dari responden dalam domain penelitian mereka. Teknik ini dirancang sebagai proses komunikasi kelompok yang bertujuan untuk mencapai konvergensi pendapat tentang isu isu nyata. Proses Delphi telah digunakan di berbagai bidang studi seperti perencanaan program, penilaian assesment, penetuan kebijakan, dan pemanfaatan sumber daya untuk mengembangkan berbagai alternatif, menjelajahi atau mengekspos yang mendasari asumsi, serta berkorelasi penilaian pada suatu topik yang mencakup berbagai disiplin ilmu. Teknik Delphi cocok sebagai metode untuk pembangunan konsensus dengan menggunakan serangkaian kuesioner dikirimkan menggunakan beberapa iterasi untuk mengumpulkan data panel dari subyek yang dipilih.
1.      Sejarah
Teknik Delphi, dikembangkan oleh Dalkey dan Helmer di Rand Corporation pada 1950-an, merupakan metode yang digunakan secara luas dan diterima untuk mencapai konvergensi pendapat tentang pengetahuan dunia nyata yang diminta dari para ahli dalam bidang topik tertentu. Didasarkan pada alasan bahwa, “dua kepala lebih baik dari satu, atau ...... n kepala lebih baik dari satu”, teknik Delphi dirancang sebagai proses komunikasi kelompok yang bertujuan melakukan pemeriksaan secara rinci dan diskusi terhadap isu spesifik yang bertujuan penetapan tujuan, kebijakan penyelidikan, atau memprediksi terjadinya peristiwa masa depan. Survey umum mencoba untuk mengidentifikasi “what is,” sedangkan upaya teknik Delphi untuk mengatasi “what could/should be”.

2.      Definisi
 Teknik Delphi telah digambarkan sebagai sebuah metode untuk penataan proses komunikasi kelompok agar dalam proses ini efektif yang memungkinkan sekelompok individu, secara keseluruhan, untuk menangani masalah yang kompleks. Teknik Delphi adalah salah satu dari beberapa metode peramalan/perkiraan.


3.      Tujuan
Tujuan dari teknik Delphi adalah untuk mengembangkan suatu perkiraan konsensus masa depan dengan meminta pendapat para ahli, dan pada saat yang sama menghilangkan masalah sering terjadi yaitu komunikasi tatap muka.
Sedangkan menurut Delbecq, Van de Ven dan Gustafson, teknik Delphi dapat digunakan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :

1.      Untuk menentukan atau mengembangkan berbagai alternatif program yang mungkin
2.      Untuk menjelajahi atau mengekspos asumsi yang mendasari atau informasi yang mengarah ke penilaian yang berbeda
3.      Untuk mencari informasi yang dapat menghasilkan konsensus sebagai bagian dari kelompok responden
4.      Untuk menghubungkan penilaian informasi pada topik yang mencakup berbagai disiplin, dan
5.      Untuk mendidik kelompok responden mengenai aspek beragam dan saling terkait dari topik.

Langkah – langkah yang dilakukan dalam teknik ini adalah (Dermawan,2004):
  1. Para pembuat keputusan melalui proses Delphi dengan identifikasi isu dan masalah pokok yang hendak diselesaikan.
  2. Kemudian kuesioner dibuat dan para peserta teknik Delphi, para ahli, mulai dipilih.
  3. Kuesioner yang telah dibuat dikirim kepada para ahli, baik didalam maupun luar organisasi, yang di anggap mengetahui dan menguasai dengan baik permasalahan yang dihadapi.
  4. Para ahli diminta untuk mengisi kuesioner yang dikirim, menghasilkan ide dan alternatif solusi penyelesaian masalah, serta mengirimkan kembali kuesioner kepada pemimpin kelompok, para pembuat keputusan akhir.
  5. Sebuah tim khusus dibentuk merangkum seluruh respon yang muncul dan mengirimkan kembali hasil rangkuman kepada partisipasi teknik ini.
  6. Pada tahap ini, partisipan diminta untuk  menelaah ulang hasil rangkuman, menetapkan skala prioritas atau memperingkat alternatif solusi yang dianggap terbaik dan mengembalikan seluruh hasil rangkuman beserta masukan terakhir dalam periode waktu tertentu.
  7. Proses ini kembali diulang sampai para pembuat keputusan telah mendapatkan informasi yang dibutuhkan guna mencapai kesepakatan untuk menentukan satu alternatif solusi atau tindakan terbaik.
Sedangkan menurut Mansoer (1989:72) Ciri khas langkah-langkah proses teknik Delphi adalah sebagai berikut:
  1. Masalah diidentifikasikan dan melalui seperangkat pertanyaan yang disusun cermat anggota kelompok diminta menyampaikan kesimpulan-kesimpulannya yang potensial.
  2. Kuesioner pertama diisi oleh anggota secara terpisah dan bebas tanpa mencantumkan nama.
  3. Hasil kuesioner pertama dihimpun, dicatat dan diperbanyak dipusat (sekretariat kelompok).
  4. Setiap anggota dikirimi tembusan hasil rekaman.
  5. Setelah meninjau hasil, para anggota ditanyai lagi tentang kesimpulan-kesimpulan mereka. Hasil yang baru biasanya menggugah para anggota untuk memberi kesimpulan baru, malah ada kalanya mereka mengubah sama sekali kesimpulan pertama mereka
  6. Langkah ke-4 dan ke-5 ini diulangi sesering ia diperlukan,sampai tercapai satu konsensus.



4.      Proses Delphi

1.    Mengembangkan Pertanyaan Delphi
          Ini adalah kunci proses Delphi. Jika responden tidak memahami pertanyaan awal  yang luas yang merupakan fokus dari teknik Delphi, mereka dapat menjawab dengan tidak tepat atau menjadi frustasi dan kehilangan minat. 
        Untuk ilustrasi langkah pertama ini, bayangkan pembuat keputusan sudah meminta studi Delphi untuk mengevaluasi kegunaan dari Teknik Delphi di dalam perencanaan program. Dalam ilustrasi ini, staff mungkin menemukan bahwa pembuat keputusan yang pertama membicarakan tentang keinginan studi Delphi dalam rangka mengidentifikasi area di mana Delphi dapat digunakan sebagai suatu bantuan perencanaan. Setelah beberapa diskusi, bagaimanapun juga, mungkin menjadi jelas bahwa pembuat keputusan telah memperoleh informasi dengan baik tentang subjek ini dan perhatian yang riil, mereka mendapatkan suatu gambaran yang seimbang menyangkut kelemahan dan kekuatan Delphi sebagai alat untuk menaksir kebutuhan masyarakat dan menetapkan prioritas. Jadi, penting untuk berhati-hati didalam merumuskan pertanyaan Delphi.

2.     Memilih dan menghubungi responden
          Supaya terjadi partisipasi yang efektif dari responden, maka responden: (1) harus merasa secara pribadi terlibat dalam pengambilan keputusan; (2) mempunyai kesempatan untuk berbagi informasi; (3) memiliki motivasi untuk terlibat dalam menyelesaikan jadwal dan tugas Delphi; dan (4) merasa bahwa dalam pengumpulan pendapat/pertimbangan dari responden meliputi informasi dimana mereka juga ikut menilai dan mengakses informasi.

3.     Memilih ukuran contoh
Ukuran panel responden bisa berubah-ubah. Dengan suatu kelompok orang yang homogen, 10-15 peserta mungkin cukup. Bagaimanapun, kasus di mana berbagai kelompok referensi dilibatkan, beberapa ratus orang mungkin mengambil bagian. Pengalaman  menunjukkan bahwa apabila jumlah sampel melebihi 30 orang, maka kelompok tidak akan efektif menghasilkan keputusan yang diharapkan.

4.    Mengembangkan Kuesioner 1 dan test
Kuesioner pertama dalam suatu Delphi mengijinkan peserta untuk menulis jawaban tentang isu masalah besar. Keuntungan langkah ini meliputi:
1)Waktu cukup untuk berpikir dan refleksi
2)Menghindarkan pemusatan yang tak perlu pada gagasan tertentu
3)Menghindarkan kompetisi, tekanan status, dan penyesuaian issu.
4)Keuntungan dari masalah utama yang masih ada/tersisa.
5)Menghindarkan untuk memilih antara gagasan secara prematur (tetapi unik ke Delphi)
6)Fleksibilitas dalam membiarkan peserta untuk menjawab pada waktu yang sangat        menyenangkan.
7)Tidak memerlukan waktu perjalanan.
8) Keadaan tanpa nama.

5.    Analisa Kuesioner 1
            Pada langkah ini dalam studi Delphi, kuesioner telah dikirim dan dikembalikan oleh responden. Analisa dari kuesioner seharusnya menghasilkan suatu ringkasan daftar identifikasi “item” dan membuat komentar.   Daftar seharusnya mencerminkan pendapat awal responden mengenai variabel kunci, sekalipun cukup singkat untuk semua responden dengan mudah meninjau ulang, mengkritik, mendukung, atau menentang.

6.    Mengembangkan Kuesioner 2 dan test
             Untuk mengembangkan kuesioner 2, maka dibutuhkan penjelasan yang mudah dimengerti oleh responden.  Kuesioner 2 disusun dari pernyataan-pernyataan yag telah dikumpulkan pada kuesioner 1.  Karena jawaban dari responden pada kuesioner 1 beraneka raman, maka perlu disusun kalimat yang lebih mudah dipahami yang mewakili pernyataan-pernyataan responden pada kuesioner 1. Sebelum kuesioner 2 dikirim ke responden, maka perlu dilakukan uji (pree test) terhadap kuesioner 2 dengan menggunakan responden diluar responden yang sebenarnya.

7.     Analisa Kuesioner 2
            Analisa dari kuesioner 2 sebaiknya: (I) menghitung jumlah suara untuk item; dan (2) meringkas komentar tentang materi di dalam suatu format yang menimbulkan pemikiran/perhatian dan mudah untuk memahami.

8.    Mengembangkan Kuesioner 3 dan test
             Tujuan yang sebenarnya dari studi Delphi kita adalah untuk menghasilkan konsensus atas issu-issu penting (Kuesioner 1).  Kuesioner 2 berisikan klarifikasi dari pernyataan-pernyataan responden yang teridentifikasi pada kuesioner 1 dan mengetahui urutan (bobot) dari masing-masing pernyataan. Pada kuesioner 3 yang diharapkan adalah meminta peserta untuk meninjau ulang, menanggapi dan menyatakan pertimbangan individu mereka menyangkut pentingnya masing-masing item.

9.    Analisa kuesioner 3
            Analisis kuesioner 3 mengikuti prosedur yang sama seperti analisis kuesioner 2. Penelitian fakta sebaiknya diambil untuk memastikan kejelasan dalam persiapan dalam statemen hasil akhir ini sedemikian sehingga individu yang tidak mengambil bagian di dalam studi Delphi memahami kategori ringkasan dan dapat mengutarakan.

10.     Menyiapkan laporan akhir
             Peserta dan anggota kelompok kerja sudah mempunyai banyak pekerjaan dalam studi Delphi. Kedua-duanya berhak mendapat umpan balikk. Analisa kuesioner 3 dapat digunakan sebagai suatu sarana parsial untuk umpan balik itu. Bagaimanapun, suatu laporan akhir sebaiknya meringkas tujuan dan proses seperti halnya hasil itu. Laporan akhir bisa juga meminjamkan hak kekuasaan ke tindakan yang diambil oleh pembuat keputusan.  Itu adalah, jika  Delphi digunakan dalam pengembangan dari agenda konferensi, adalah penting untuk menulis suatu laporan ringkas untuk menunjukkan bagaimana Delphi mempengaruhi konferensi itu sendiri. Jika Delphi digunakan untuk membuat keputusan mengenai kebijakan, ini sebaiknya mungkin untuk mengembalikan posisi kertas itu sewaktu dikembangkan atas dasar kuesioner 3. Dalam beberapa kasus, penting bahwa peserta diberi suatu ringkasan menyangkut hasil dari kuesioner 3 dalam rangka mencapai hasil akhir dari proses Delphi.

Kelebihan Metode Delphi
  • Hasil berdasarkan dari para ahli.
  • Anonimitas dan isolasi memungkinkan kebebasan yang maksimal dari aspek-aspek negative dari interaksi sosial.
  • Opini yang diungkapkan para ahli luas, karena dari pendapat masing-masing ahli.
Kekurangan Metode Delphi
  • Biaya yang besar untuk mengundang para ahli.
  • Hasil berdasarkan anggapan-anggapan (asumsi).
  • Tidak semua hasil berjalan sesuai prediksi.
  • Memakan waktu yang lama
Metode ini mengumpulkan pendapat dari para ahli yang paling berkualitas dan pada saat yang sama mengeliminasi masalah (mendesak, rasa malu, pemikiran-kelompok) pada kelompok.

5.      Evaluasi Terhadap Teknik Evaluasi Delphi
            Teknik evaluasi Delphi merupakan salah satu alat dari teknik evaluasi yang digunakan dalam teknik evaluasi dengan pendekatan keputusan teoritis. Sedangkan teori keputusan teoritis adalah pendekatan yang menggunakan metode-metode diskriptif untuk menghasilkan informasi yang dapat dipertanggung-jawabkan dan valid mengenai hasil-hasil kebijakan yang secara eksplisit dinilai oleh berbagai macam pelaku kebijakan. Perbedaan pokok antara evaluasi teoritis keputusan di satu sisi, dan evaluasi semu dan evaluasi formal di sisi lainnya, adalah bahwa evaluasi keputusan teoritis berusaha untuk memunculkan dan membuat eksplisit tujuan dan target dari pelaku kebijakan baik yang tersembunyi atau dinyatakan. Ini berarti bahwa tujuan dan target dari para pembuat kebijakan dan administrator merupakan salah satu sumber nilai, karena semua pihak yang mempunyai andil dalam memformulasikan dan mengimplementasikan kebijakan dilibatkan dalam merumuskan tujuan dan target di mana kinerja nantinya akan di ukur.
            Teori Delphi ini sangat baik untuk memecahkan masalah yang bersifat general, dimana rencana kebijakan tersebut berkaitan erat dengan ahli-ahli bidang tertentu. Karena dari setiap ahli pada bidang tertentu akan dapat mengeluarkan aspirasinya yang memiliki kemampuan dari segi yang didalaminya. Selain itu, metode ini tidak memperhatikan nama dari ahli untuk mencegah pengaruh besar satu anggota terhadap anggota yang lainnya, dan Masing – masing responden memiliki waktu yang cukup untuk mempertimbangkan masing – masing bagian dan jika perlu melihat informasi yang diperlukan untuk mengisi kuisioner sehingga dapat menghindari tekanan social psikologi.
            Namun, teori ini juga mempunyai beberapa kekurangan yang juga harus diperhatikan yaitu waktu yang akan dihabiskan dalam mengisi kuisioner akan cukup lama, karena metode ini menggunakan pendapat para ahli yang berbeda-beda aspek maka dikhawatirkan akan merepresentasikan opini yang tidak dapat dipertahankan secara ilmiah dan cenderung berpikir hanya dari aspek yang terbaik baginya.

6.      Studi Kasus
Pemilihan tipe agroindustri yang memiliki prospek cerah jika dikembangkan. Dalam kasus ini, terdapat empat pengambil keputusan yang terdiri dari manajer pengembang bisnis, manajer marketing, pakar agroindustri dan pakar dalam business development. Dari proses brainstorming diperoleh 16 alternatif dan 3 kriteria. Keenam belas alternatif hasil proses brainstorming, yaitu : 
1.      Industri produk susu
2.      Industri gula tebu
3.      Industri pengolahan ikan
4.      Industri pemrosesan buah
5.      Industri kelapa sawit
6.      Industri ternak hewan
7.      Industri perkebunan karet
8.      Industri biji mete
9.      Perkebunan teh
10.  Industri ikan tuna
11.  Industri minyak sayur
12.  Industri udang
13.  Industri tembakau
14.  Industri kopi
15.  Industri coklat
16.  Industri kayu
Kemudian masing – masing pengambil keputusan menilai secara komprehensif keenam belas alternatif tersebut dengan metode penilaian dengan skala 1 sampai dengan 6. Nilai preferensi yang diberikan masing – masing pengambil keputusan terhadap alternatif dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Ronde Evaluasi = 1
Alternatif
PK 1
PK 2
PK 3
PK 4
Rata
1
6
5
4
6

2
3
4
5
2

3
6
5
3
6

4
4
4
4
3

5
6
5
5
5

6
3
2
3
4

7
1
3
2
3

8
3
3
2
3

9
3
4
2
4

10
5
4
2
4

11
1
3
3
2

12
2
4
5
3

13
4
5
3
2

14
2
2
3
4

15
5
2
1
3

16
6
5
6
4


                                         Tabel Hasil akhir metode Delphi

Alternatif
Rataan
1
5
2
3
3
6
4
2
5
5
6
4
7
1
8
3
9
3
10
3
11
3
12
3
13
3
14
2
15
1
16
5

Dari hasil akhir tersebut, alternatif yang akan ditindaklanjuti adalah alternatif yang memiliki nilai rataan minimal yang tinggi (5), yaitu alternatif 1, 3, 5 dan 16 yang masing – masing berturut – turut adalah :
1.      Industri produk susu
2.      Industri pengolahan ikan
3.      Industri kelapa sawit
4.      Industri kayu



Daftar Pustaka